Tentang Mengajar #1
Tidak terasa hampir setahun juga saya menggeluti dunia
mengajar. Profesi sebagai pengajar sebenarnya bukan tujuan utama saya tapi
karena satu dan lain hal, inilah yang saya jalani sampai hari ini.
Dalam kurun waktu kurang dari setahun, kurang lebih saya
sudah mengajar 11 kelas di tempat les, dan 4 kelas di universitas. Yang selalu
menjadi konsern saya dalam mengajar adalah bagaimana menjaga mood ketika harus
berhadapan dengan murid-murid yang punya karakter berbeda-beda. Ya, abis gimana
ya, susah sih makhluk Pisces. :D
Ketika saya mengajar di tempat les tentu saja harus
menggunakan pendekatan berbeda ketika mengajar di universitas. Di tempat les
saya adalah Miss Ananda. Di universitas saya adalah Ibu Nanda atau Kak Ananda. Dari
segi sapaan pun, saya harus menjalani peran yang berbeda di mana pun saya
berada. Maka, ketika dalam satu hari saya harus berpindah lokasi sampai dua
kali, bukan saja badan saya yang lelah, perasaan saya juga sama letihnya.
Tahun lalu saya sempat menjalani hari yang super melelahkan.
Waktu itu setiap hari Rabu, pagi hari saya harus mengajar di universitas. Siang
hingga sore, saya mengajar di tempat les. Kemudian malam, saya lanjut ke
universitas.
Pagi-pagi saya bertingkah sebagai dosen. Siang ke sore saya
bertingkah dan berbahasa layaknya guru les. Malamnya ganti mode bahasa dan
tingkah laku jadi dosen kembali. Kadang saya berpikir kalau saja ada tombol
mode on/off di tubuh ini, pasti seru.
Ketika menjalaninya selama kurang lebih tiga bulan, saya
mendapat kesimpulan bahwa dalam mengajar adaptasi juga diperlukan. Bukan saja
murid yang harus beradaptasi dengan gurunya, guru juga perlu beradaptasi dengan
muridnya. Beda murid, beda pendekatan, beda bahasa, dan beda cara mengajar. Makanya,
kalau ada yang masih berpikir “ah, ngajar kan gampang, tinggal ngomong aja.” Well, you gotta try teaching once, then you’ll
know.
Kira-kira ada yang
punya tips and trick buat mengajar?
Comments