Attention: No Pacar No Cry


"What we have is what we deserve".

Saya pernah membaca quotes tersebut entah dimana. Menurut saya kalimat tadi termasuk dalam kalimat yang agak pasrah tapi benar adanya. Yah, memang sih yang namanya frasa, lirik atau apapun namanya pasti diinterpretasikan secara berbeda mengikut pemikiran si pembaca. Maka, saya pun ingin menempatkan kalimat di atas sebagai kalimat yang agak pasrah tapi perlu direnungkan, terutama dalam urusan percintaan. 

Aplikasi kalimat ini sebenarnya bisa juga sih buat aspek kehidupan selain cinta, tapi lagi pengen bicara cinta saja. Bukan karena lagi galau, tapi karena belakangan selain sering terlibat dalam perbincangan sarat teori komunikasi, saya juga sering terjerumus dalam perbincangan berbau percintaan dengan orang sekitar. Hiiiih...seram sekaligus seru juga. 

Seorang teman baru saja putus cinta dari hubungan pacaran yang singkat, seorang teman lagi putus setelah bertahun-tahun pacaran (serius). Teman pertama, masalahnya ada di pasangannya, teman kedua bermasalah di diri dia sendiri. Buat saya, sebenarnya gak fair untuk mengatakan bahwa 'putus karena cowoknya' atau 'putus karena ceweknya'. Putusnya hubungan cinta jika dilihat kembali sebenarnya bukan kesalahan siapa-siapa. Ya memang sudah jalannya saja. Cuma, yah namanya manusia....kalau soal takdir dan sebagainya mikirnya suka lambat. 

Mungkin kita bisa lebih berpikir jernih setelah waktu berlalu. Kalimat klise lain yang suka bikin nyesek satu lagi adalah 'time heals'. Cih! waktu memang menyembuhkan, tapi kalau kita sendiri yang gak mau sembuh ya tetap aja terluka. Eyaaak... #curcol

Well, singkat cerita, dengan putusnya kedua teman saya tadi, lagi-lagi menambah populasi jomblo di dunia, yah paling tidak di Malaysia dan Indonesia lah. Sebenarnya saya suka heran, sepenting itukah punya pacar? Kenapa beberapa orang heboh sekali mau punya pacar? kenapa? kenapa? hah? *mulai lebay*.

Tanpa ada rasa sombong ataupun minder, saya harus mengakui kalau saya baru sekali pacaran. Dari pengalaman bercinta yang tidak seberapa itu, saya berkesimpulan bahwa punya pacar itu menyenangkan tapi punya pacar bukanlah ukuran kesuksesan dalam kehidupan. Sayangnya, banyak juga teman yang merasa punya pacar itu adalah segalanya. Ditambah lagi dengan booming-nya kegalauan di dunia maya, yang tentu saja berefek ke dunia nyata, dan (atau) sebaliknya. Kegalauan-kegalaun tersebut semakin memunculkan jurang pemisah antara yang punya pacar sama yang enggak. Seolah-olah jomblo itu spesies lain.

Tidak dipungkiri saya pun kadang merasa galau tak menentu..."wah, baru jadian dia...padahal baru kemaren putus. Gila itu pacar dapat dimana ya?" atau "ewww...teman-teman udah pada mau nikah aja, aku pacar aja gak punya" dan pikiran-pikiran cheesy lainnya. 
Yang lebih menyebalkan, ada teman-teman yang minta tolong dicarikan pasangan "Ndok, cariin cewek lah..kan banyak tuh teman-temanmu". What the??? aku aja gak punya pacar, kau pulak nyuruh aku nyarikkan pacar untuk kau! Mind your own business, please. 

Yah, saya sih tidak menolak pemikiran bahwa ada juga beberapa orang yang katanya sudah umurnya untuk punya pacar. Tapi, siapa itu yang bikin peraturan umur berapa harus setidaknya sudah punya pacar??? Zzzzzz.... get a life! Trus, ada yang juga yang berkomentar, "kau tuh gak punya pacar karena gak usaha nyari aja". Hmm...ada benarnya juga sih. Tapi, ya sadar diri aja...kalau punya standar tinggi, ya bikin dulu diri sendiri juga berstandar tinggi. Nyari yang mantap tapi diri sendiri gak berkualitas. Dan yang paling penting buat saya ya kalau emang belum ada yang pas di hati mau diapain coba??? 
Yah...begitulah...Bicara soal dunia percintaan ini memang suka bikin emosi dan kehilangan akal tapi tetap saja menarik dibicangkan. Ckckcck....

Jadi, relevansinya apa sama quotes di atas tadi? Nah, buat saya apa yang kita punya adalah apa yang pantas buat kita, dan apa yang tidak kita punya yang berarti tidak (atau belum) selayaknya kita punya. 
Kalau kita lagi gak punya pacar ya karena memang kita belum pantas pacaran. Kalau kita gak punya pacar sekarang, berarti kita belum cukup layak berbagi kehidupan dengan orang lain. Intinya sih, ya perbaiki diri aja dulu sebelum berharap punya pacar yang baik hati, seksi dan kaya raya. 

Oleh karena itu, izinkan saya kembali membuat tugas dan berusaha menyelesaikan pendidikan ini, karena membuat tugas pun saya masih lelet, apalagi ngurusin pacar. Lagian. sekarang ini saya sudah cukup senang (plus pusing) dengan pacar saya - proposal penelitian. 

Salam hangat buat teman-teman pacar-less lainnya. :* Dan buat teman-teman yang punya pacar, hati-hati ya suatu saat hak kalian pun bisa saja tercabut. :)))))))) 

Comments

Mira Afianti said…
ndook.. aku merasakan persis dengan yang kau rasakan. hahaha
hidup jomblo! *loh
ananda anwar said…
yeaaaay! asik asik ada kawan...:)) eh lho mira gak sama yg waktu itu lagi ya? hehhee *gosip*
Adit said…
Makkk, paragraf terakhir itu sejenis kalimat ke'angek'an ya? Wkwkwk :)))))))
Fandi Abdullah said…
ini postingan yg paling enak aku baca di blogmu ndok, sering2 aja buat postingan kyk gini yah, hahaha.
ananda anwar said…
ketauan ini yg komen pada gak punya pacar semua...:))) eh mira ada ding...:Pp
Mira Afianti said…
hahaha aku jomblowati jg ndok, ngga sama yg dulu lagi. hihihi

Popular posts from this blog

Study Week, Minggu Mengulangkaji, atau Minggu Tenang?

Ketika Kembali ke Rumah Orangtua

Hello, world: Long Time No Post!