Balada Ponsel


*lagi kerajingan kata 'balada'

Hari ini adalah hari bersejarah dalam kehidupan per-ponsel-an saya. Dari dulu saya punya handphone memang jarang berakhir bahagia atau mengharukan. Biasanya berakhir tolol nan menyedihkan.

Mari flashback ke zaman kelas dua SMP, pertama kali saya dibelikan handphone oleh orangtua saya. Adik-adik, zaman akak sekolah dulu, punya handphone gak semudah sekarang ye. Dulu akak minta handphone caranya begini:

“Yah, kalau rapot bulanan yang bulan ini ranking 1, beliin handphone boleh ya?”.

“Emang Adek mau handphone buat apa?”

“Hmm...biar enak bisa nelepon-nelpon sama sms.”

(gak dijawab)

Tibalah saatnya pembagian rapor bulanan. Yeay! Singkat cerita, handphone Nokia 2100 berwarna biru pun di tangan. Itu dulu lagi ngetop, soalnya handphonenya cantik dan lampunya sangat terang. Handphone senter, lewaaaat!!
Nokia2100, gaul karena bisa naro foto di belakangnya
Akhir hayat handphone itu saya tak ingat tapi yang jelas ada cacat di layarnya. Bukan tergores, tapi terkelupas. Entah saya apakan benda itu.

Tiba-tiba handphone saya udah Sony Erricson. Waktu itu ayah mau beli handphone baru jadi saya dikasi yang bekas. Tidak apa. Lagian saya suka handphonenya, kameranya terpisah. Ya Tuhan, kalau diingat sekarang kok paok kali ya handphone dengan kamera terpisah itu...:))

Duh, saya lupa itu seri berapa. Nyari di google juga pusing, terlalu banyak gambar yang keluar dan gak ketemu yang mau dicari.:)) 

Nah, handphone sony ini saya pakai sampai awal kelas 1 SMA. Dia berakhir konyol di kaleng cat tembok. Jadi ceritanya, waktu itu mau 17an, di sekolah kerja bakti mengecat ruangan kelas. Saking semangatnya ngecat saya gak sadar handphone di kantong. Ayah menelepon saya. Pas ngangkat, tangan saya agak licin lalu ‘clup..’ . Taraaaaaaaaaa..........handphone warna oranye berubah jadi coklat tua.

Waktu saya ceritakan kepada Ayah kejadiannya beliau bingung mau komentar. Kini handphone masuk dalam kaleng cat jadi lelucon di rumah. Tiap saya handphone baru, nasihat Ayah tak berubah, “jangan dimasukkan dalam kaleng cat lagi yaaa..”.

Sebagai hukuman atas kecerobohan saya, Ayah tidak membelikan saya handphone sampai ulang tahun saya di bulan Februari. Enam bulan saya mengandalkan telepon rumah. Ya, adik-adik....dulu telepon rumah sangat berguna.

Sebagai hadiah ulang tahun maka Ayah membeilkan saya handphone Nokia 3660 warna biru. Saya suka sekali modelnya. Sampai sekarang saya masih suka model handphone ini. Selain itu, saya senang soalnya sudah lama saya gak punya handphone.
Nokia3660, handphone favorit sepanjang masa
Namun lagi-lagi nasib sial menimpa. Sedang asik naik angkot, eh, dicuri orang. Kayaknya sih saya kena hipnosis gitu. Waktu itu emang lagi musim. Hanya beberapa bulan saja saya menkmati handphone favorit saya itu. Hiks. Karena trauma, saya gak naik angkot selama setahun dan pakai handphone yang kecil-kecil tak berdaya saja. Yang penting layarnya berwarna dan ada radionya.

Nokia2600, themesnya bagus-bagus
Kemajuan teknologi ponsel menggairahkan sekali waktu itu. Jadi saya pun menabung buat beli hape baru. Yah, karena feeling guilty gitu kan sama orangtua kalau dibeliin hape berakhir derita semua. Singkat cerita, saya pun berhasil mengumpulkan uang membeli handphone yang saya suka di kala itu, Sony Walkman W550i. Widdiiih...bisa diputar 180 derajat!! How cool that is!

Sony Walkman W550i, gaul karena bisa diputar 180 derajat
Tapi dulu jarang yang punya handphone ini. Jadilah handphone saya agak famous di kelas. Teman-teman sering pinjam buat main Worm. Ya Tuhan, lawas giler permainnanyaaa...

Saya pakai handphone itu dari kelas 2 SMA sampai semester 1 kuliah, tahun 2007. Modelnya asik, themes nya lucu dan soundnya bagus buat dengerin lagu.

Namun segala kekerenan itu musnah ketika pada suatu malam di bulan puasa, saya pergi solat tarawih. Handphone saya tinggal di kamar teman. Waktu pulang, seorang teman bilang...

“Ndoook....maaaf yaaa...”

Saya bingung. “Kenapa?”

“Handphonemu...”

“Kenapa handphone i?”

“Aku gak sengaja salah putar....”

Okay...jadi, teman saya itu memutar handphone saya 360 derajat. Terimakasih~ Jadilah selama beberapa hari saya pakai handphone itu dalam keadaan longgar. Pernya sudah hampir putus tapi masih tetap bisa digunakan untuk menelepon dan sms. Jadi saya bertahan. Lagipun, kalau mau ganti hape tanggung, lebaran mau pulang kampung (untuk pertama kalinya).

Padahal sebelum ke Penang ayah sudah mengingatkan, ganti aja itu handphonenya... tapi karena saya masih sayang saya enggak mau. Itulah kaaan bandal kali dibilangin orangtua....-__-“

Besoknya saya mau mudik jadi saya dan teman-teman beli oleh-oleh. Pulangnya, pas turun dari mobil saya enggak sadar ternyata handphone ada di pangkuan saya. Handphonenya pun jatuh ke aspal. Yeyeyeyeyee......tralala tralili....
Lucunya, walau LCDnya mati total, handphone saya masih bisa menerima telepon. Jadi seru, saya menebak, wah, siapa nih yang nelepon?!:))

Sampai rumah, tentu saja saya lagi-lagi direpetin karena ceroboh dan lelucon handphone putar pun mengambil posisi handphone cat tembok.

Untung saja hari raya. Duit THR tentu saja saya beliin handphone. 

Nokia6120, handphone asik penuh kenangan. eyaaak....
Dua tahun juga saya pakai handphone ini. menemani hari-hari kuliah, pacaran, practical training, interview narasumber, dan tentu saja foto2 sama teman-teman tersayang. Sampai wujudnya pun tak berperikemanusiaan. Pinggiran layarnya bopeng, tulisan di keypadnya udah pudar, besi di samping kanan kirinya terkelupas. Gak kayak handphone anak perempuan pokoknya.
Akhirnya dengan ikhlas handphone tersebut dijual. Tentu saja harganya tak seberapa. Mana ada tukang jualan mau menerima handphone sejelek itu?!

Lalu, semester akhir kuliah saya pun beralih ke Samsung Corby warna kuning. Yeaaah....saya suka bentuknya unik dan warnanya lucu. Themesnya cute dan keypadnya qwerty. Belakangan saya tau rupanya salah satu endorsement Jang Geun Suk adalah corby. Kyaaa....kalau saya udah into k-pop dulu pasti parah. Sayang, kita memang berjodoh nampaknya. Hahahaha

Samsung Corby warna kuning yang sangat comel
Cuma sekitar setahun saya pake Corby. Tentu saja handphone ini juga mengalami kecacatan berada di tangan saya, keypadnya cacat saya lupa karena apa. Setahun saya pakai, lalu saya ganti Balckberry yang Gemini.

Apapun model handphonenya, selalu saja berakhir nista di tangan saya. BB saya ini tidak saya pakai lagi dan tersimpan di rumah karena sinyalnya enggak ada padahal udah dicoba pake semua provider. Keadaan fisiknya tak usah ditanya, sudah tentu mengenaskan. Malas membawa ke tukang service.
Gemini8520, awal dari segala ke-alay-an 
Lalu dengan kurang ajarnya, saya pakai bb abang saya yang ngangur di rumah. Tadinya abang saya mau menjualnya tapi kotaknya hilang jadi yaudah saya pakai aja. Jadilah saya menggunakan BB pearl...warisan abang.

Berbulan-bulan saya pakai handphone ini sebelum ia mati konyol. Awalnya tutup belakangnya lepas. Tampaknya ada bagian dalamnya yang patah jadi tak bisa melekat. Jadi saya isolasi. Tiap tiga hari sekali saya ganti isolasinya soalnya terkelupas. Tapi kadang saya malas jug sih, jadinya suka jatuh-jatuh. -__-

Daaaaan........tadi sore terjadilah sebuah peristiwa yang menggetarkan jiwa. Handphone tersebut tercemplung ke dalam WC. 
Selamat tinggal, blackberry pearl yang kusayang. Semoga kau tenang di dalam WC.
Jadi ceritanya sebelum pulang saya singgah di mesjid kamus mau solat ashar. Karena sesak pipis jadi saya mampir ke toilet dulu. Saya lupa kalau handphone ada di kantong. Biasanya saya selalu meletakkan handphone di tas kalau ke toilet. Jadi ya gitu deh, pas buka celana...jatuh lah handphone dan baterenya ke wc dengan indahnya. Sialnya, di tutup belakang yang hobi lepas itu malah tertinggal di lantai toilet. 
--____________---

Sebenarnya saya sedih tapi saya rasa lucu juga, masa handphone jatuh ke wc?!

Setelah diingat-ingat saya ini ceroboh sekali ya?! Masa barang kayak gitu tak bisa dijaga?! Ya Tuhaaan ampunilah hamba-Mu ini.

Sekarang saya lagi mau hiatus dari dunia ponsel. Tapi harus tetap ngurus nomor handphone yang lama. Mengingat semua urusan terdaftar dengan nomor itu. Gak kerjaan lah ganti-ganti nomor hape ke bank dan kampus. Huaaaaah....

Sementara, saya pake handphone cadangan yang pernah saya beli dan jarang dipakai. Yaudah, saya pakai ini aja dulu. Semoga yang ini jangan berakhir kejam. Dia terlalu kecil dan imut untuk mengalami hal seperti pendahulunya.
SamsungE1195, iseng beli karena murah dan imut akhirnya menjadi sangat berguna
Baiklah, saya mau tidur. Semoga semua ada hikmahnya. Selamat malam.


P.S : Maafkan mama dan ayah, anak kalian ini sukanya bikin susah. Maafkan abang dan kakak, adik kalian ini hobinya bikin pusing dan bikin malu.:(

Comments

anggun said…
Hahahaaha..lucu kali ceritanya...semua handphone berakhir naas.
ananda anwar said…
hahaha terimakasih sudah mau membaca posting gak penting in. :D

Popular posts from this blog

Study Week, Minggu Mengulangkaji, atau Minggu Tenang?

Ketika Kembali ke Rumah Orangtua

Hello, world: Long Time No Post!