Kontemplasi Menuju Dua Tujuh
Selamat datang bulan kesukaaaaan!
Yeees! Ini bulan Februari. Itu berarti dalam waktu sekitar dua minggu lagi saya akan jadi birthday girl (walau cuma sehari). Anggap saya lebay, tapi gimana ya, saya emang gitu orangnya. :)) Well, mungkin sebagain orang sekitar akan menganggap saya anak yang sangat supel dan menjunjung tinggi istilah happy-go-lucky karena postingan Path saya yang kurang lebih entah-apa-apa.
Tapi di sisi lain, sejujurnya, sebenarnya, sedalam-dalamnya, saya adalah anak yang sangat kompleks. Mungkin untuk usia yang menuju 27 tahun ini seseorang sudah bukan zamannya lagi mendefinisikan diri tapi umur-umur segini nih yang menurut saya sebagai manusia harus terus menggali dan mendefinisikan siapa dirinya. Kenapa? karena dunia sekitar semakin rumit dan orang sekitar ada yang tidak seperti biasa kita kenal. Orang baru terus berdatangan tapi tidak sedikit yang hilang begitu saja. Fiuh!
***
Di tengah kesibukan kerja yang kadang bikin saya lupa bernafas, kadang ada suara-suara dari dalam diri yang sibuk mengajak merenung. Jika ada waktu kadang saya ladeni juga. Entah sambil menunggu kelas dimulai, entah sambil menunggu murid-murid mengerjakan soal latihan, ataupun dalam perjalanan pergi atau pulang kerja.
***
Menuju usia dua puluh tujuh ada banyak sekali masala kehidupan yang saya dengar, dari teman-teman, kerabat ataupun hasil baca berita dan nonton televisi. Sebagai manusia campuran Aquarius-Pisces tentulah tidak mudah untuk tidak mencerna dan merenungkan segalanya. Berusaha netral dan berpikir bahwa semua orang punya porsinya masing-masing. Dan berpikir bahwa diri sendiri pun punya masalah. Tapi kemudian merasa bersalah karena tidak bisa berbuat apa-apa, terutama untuk masalah teman-teman dekat.
***
Semakin ke sini semakin banyak orang yang saya temui. Mulai dari rekan kerja, murid-murid les dan para mahasiswa. Saya semakin yakin bahwa Tuhan memang sengaja menciptakan manusia berbeda-beda. Sungguh berbeda. Tidak ada yang sama. Bahkan anak kembar identik sekalipun. Tapi kadang saya sering kurang paham dengan lelucon ataupun rencana-Nya, karena merekaini tidak jarang membuat kegaduhan di dalam pikiran saya. Tingkah dan pemikiran mereka yang kadang tidak saya pahami logikanya.
***
Kemudian dari hati yang paling dalam ada sepotong perasaan rindu akan sesuatu yang baru yang semakin hari semakin membesar potongannya. Tempat baru, kerja baru (yang benar-benar pekerjaan yang disukai), orang-orang baru dan petualangan baru. Semoga di umur 27 nanti bisa terealisasi.
***
Comments