Happy Mother's Day, Mom!

“Abaaang....Kakaaak....Adeeek.....makaaaan....”
“Kakaaak.....Adeeeek.....banguuuun.....kalian ini anak gadis jam segini belum bangun! Tadi shalat Subuh gak??”
“Ya ampun, ini kamar atau apa?? *sambil ngecek lemari* *langsung istighfar* beresin dikit lah Nak....”
“Adeeek.....antar Mama belanja yuk...”
“Adeeek....sibuk gak? tolong print-kan modul Mama...”
“Adeeek....kenapa kamu Nak? Jangan stress stress ah! Susah Mama jadinyaa...”

Itu adalah 'line' favorit Mama. Ya, kalau saya lagi di rumah, repetan Mama emang jadi hal paling mengesalkan. Saya sempat berpikir bahwa wanita manapun, ketika dia jadi ibu akan punya hobi baru - merepet.

Terlepas dari segala repetan khas ibu-ibu, buat saya menjadi Ibu adalah pekerjaan paling gaul sedunia. Coba bayangkan, ibu-ibu bisa dengan ligatnya kerja, ngurus rumah, ngurus anak, ngurus suami, ngurus bisnis, tapi masih pergi kondangan tiap minggu dan bisa arisan tiap bulan. Plus, nonton sinetron tiap malam (yang sumpah ya kalau ditanya ceritanya gimana juga pasti gak ngerti juga. Hahaha) Yeah, seperti Mama saya.

Mama memang bukan jenis ibu-ibu yang gaul yang main facebook dan twitter, pakai blackberry, dan hobi shopping ke luar negeri. Mama saya gaptek (bahkan ngeprint soal ujian untuk mahsiswanya pun tetap jadi kerjaan saya dan kakak), memakai handphone biasa saja (rencananya satu buat bisnis satu buat personal matters, tapi ujung-ujungnya nyampur aja semua), dan suka shopping di mana saja, asal sesuai dengan selera mata dan selera kantong.
Mama hobi menulis, merapihkan tata letak di rumah, merangkai bunga di dalam vas, dan bermain keyboard sambil nyanyi di kala bosan. Kalau lagi bad mood, biasanya dia diam saja, which is, membuat rumah sepi tanpa repetan si Mama.

Saya yakin semua orang pasti punya cerita tentang Ibu dengan versinya masing-masing. Versi saya, Mama ya Mama. Gak ada kata-kata yang tepat untuk melukiskannya. Yang saya tahu adalah gimana caranya bikin Mama bangga. Yah, walau kadang menyebalkan (bukan kadang sih, sering malah). Dan favorit saya adalah tentu saja masakan Mama. Rasanya apapun yang dimasak Mama enak aja dimakan (gombal mode: ON).
Karena saya lagi jauh dari rumah, kadang saya kangen juga sih direpetin sama si Mama. Tapi Mama gak pernah absen nanyain kabar saya, selelah apapun dia hari itu. Maka, sms Mama yang tidak pernah lupa dikirim adalah,

“Apa kabar sayang?”
“Dek, ngapain sayang? jangan capek dan stress ya...”
“Adek jangan lupa makan sama shalat ya...nanti kalau udah sampai kamar sms Mama.”

Dan tentu saja, sms Mama favorit saya setiap awal bulan adalah,

“Dek, udah Mama transfer ya Nak. Dipake bagus2, jangan boros. Jangan nakal ya sayang.”

So, Happy Mother's Day, Mama! I love you, more than words can say. I hope you’ll always be happy and healthy. I miss you much. See you next month. :*


with Mom, like four months ago.  
P.S : well, I actually don’t really proud of the “Dek udah Mama transfer ya sayang”. I’m 21 and still use my Mom’s money. So, anybody would give a job for me? :D

Comments

Mira Afianti said…
ih ndook terharu looh :')
ananda anwar said…
hehe. makasi miraa...:)
.dedeph. said…
yang terakhir enak kali tuh ndook :D
sudah mama transfer.
skrg aq kebalik, "kak mana baju buat mama? -_-" bergegas ke kamar... :D
ananda anwar said…
duh, aku pengen tuh dev...transfer duit buat mama, bukan sebaliknya.:))

Popular posts from this blog

Study Week, Minggu Mengulangkaji, atau Minggu Tenang?

Ketika Kembali ke Rumah Orangtua

Hello, world: Long Time No Post!