Nayla

Rating:★★★
Category:Books
Genre: Other
Author:Djenar Maesa Ayu
Buku ini sebenarnya udah terbit empat tahun yang lalu, tepatnya tahun 2005 tapi saya baru membacanya sekarang. Hmmm…saya memang agak out of date. But, whatever, yang penting saya baca buku.

Novel ini sukses membuat saya menutupnya begitu selesai membaca halaman pertama. Saya langsung ciut membaca kalimat “……dan ketika peniti yang menurut Ibu sudah steril itu dimasukkan ke selangkangannya, ia mengapit rapat-rapat kedua pahanya. Terisak. Meronta. Membuat Ibu semakin murka.”

Tapi saya kembali membuka buku karena penasaran. Halaman2 berikutnya adalah cerita yang tidak jauh2 dengan selangkangan. Selama membaca saya ngeri tapi sekaligus geli membayangkan setiap adegan.

Sepertinya cerita dalam novel ini ada kesamaan dengan buku Djenar yang “Mereka Bilang Saya Monyet”. Tentang anak perempuan yang tinggal bersama ibunya yang suka pacaran. Yang ditinggal ayahnya sewaktu masih kecil dan tidak diizinkan mengenal ayahnya. Dan pastinya, yang dicabuli oeh pacar ibunya.
Saya melihat novel ini bukan dari sisi setiap adegan seks yang diceritakan. Saya melihat novel ini sebagai gambaran kehidupan. Saya yakin cerita2 seperti dalam novel ini dan karya2 Djenar yang lain memang mungkin terjadi di dunia nyata.
Dalam novel ini terselip nilai2 seperti bagaimana seorang anak kecil harus ‘deal with’ keadaan yang ada. Cara orangtua mendidik anak yang salah membuat anak jadi takut mengeluarkan pendapat. Tujuan orang tua baik tetapi kalau caranya salah malah membuat anak terganggu jiwanya.
Kehidupan luar yang keras juga tergambar dalam buku ini. Bagaimana setiap individu lagi2 harus ‘deal with’ keputusan masyarakat. Harus memikirkan pandangan orang lain terhadapnya. Pemahaman masyarakat tentang wanita yang harus pintar memuaskan lelaki habis-habisan dibicarakan melalui jalan cerita. Jelas terlihat kalau ada unsur pemberontakan atas pemahaman masyarakat yang bisa membuat setiap individu jadi sakit jiwa.

Intinya, buku ini cukup memberi gambaran kalau hal2 seperti itu ada. Saya juga merasa penulis ingin agar orang2 khususnya orang Indonesia lebih terbuka dalam urusan yang satu ini (seks-red). Pelecehan seksual terhadap anak harusnya segera ditindaklanjuti bukannya malah ditutupi. Karena hal itu bukan saja aib keluarga tetapi juga aib si korban. Dan tentu saja, akan selalu menghantui si korban yang mungkin akan mengganggu jiwanya.

Saya pun semakin gemar dengan karya2 Djenar Maesa Ayu walaupun harus ngeri plus geli setiap membacanya.

Keep reading, people…=)

Comments

Ivann Makhsara said…
i know you're good at writing! :D
ananda anwar said…
mmm...i don't get it van...
maksud komenmu apa ya?
ngejek, memuji, atau memberi semangat?

heheehee....
fandi abdullah said…
djenar itu udah "deal" dengan "hidup".
kalo bisa, nonton just alvin, kmaren djenar jadi bintang tamu beserta penulis wanita lainnya. Dee supernova dan Noriyu. pastinya sangat bagus, untuk mengenal djenar dari sudut pandang lain, diluar tulisan-tulisannya. hehe .
ananda anwar said…
saya gak bilang djenar yg harus 'deal' dengan hidup. saya bilang tokoh dalam cerita ini...
hoho...

but, anyway, thanks informasinya.
=p
fandi abdullah said…
saya juga gak bilang djenar "harus", saya menyampaikan statemennya, ketika ditanya dalam acara itu, dia bilang, apa yg membuatnya menulis, dia jawab, HIDUP.

apa kabar malaysia?
ananda anwar said…
oooh..gtu..hhehee...

baik2 sahaja.

masih tetap kekeuh pengen memansuhkan (menghapuskan) ISA dan masih sibuk dengan isu etnik. Gak ketinggalan pilihan raya (pemilihan umum) yang semakin bikin deg2an. Oiya, satu lagi, heboh masalah Palestin-Israel. hhihiih...yg terakhir itu kayaknya semua negara di dunia heboh.
=p

bagaimana tanah air?
hoho..
fandi abdullah said…
tanah air akan bergejolak nih, bentar lagi PEMILU, dijamin seru, lebih lihai dari piala dunia mah, hehe.

kirim salam ya, sama kucing2 disana, hehe.
astrid anwar said…
komik..komik..
djenar maesa ayu gak bikin komik ya?
kalo novel itu ada komiknya kan seru kali ya??
=|

Popular posts from this blog

Study Week, Minggu Mengulangkaji, atau Minggu Tenang?

Ketika Kembali ke Rumah Orangtua

Hello, world: Long Time No Post!