Selamat Jalan, Budi!

Tadi sore ketika saya sedang membereskan kamar, saya mendapat kabar mengejutkan sekaligus menyedihkan. Teman saya, Budi Andana Marahimin meninggal dunia karena leukimia yang dideritanya. 

Saya tidak ingat dengan pasti kapan pertama kenal Budi. Yang jelas, waktu SMA. Saya tidak terlalu sering bicara dengannya. Cuma sekadar say hello and goodbye. Masuk  kuliah malah lebih sering ngobrol lewat facebook atau YM. Dan sering ketemu Budi kalau saya pulang ke Medan. 

Buat saya, Budi adalah teman yang berbakat dan punya keinginan serta passion yang besar untuk memajukan kota Medan. Walaupun saya suka kesal karena Budi kadang annoying. Maaf ya Budi...:( Saya juga suka sekali hasil-hasil jepretannya yang menurut saya sangat keren. Budi bisa buat objek yang biasa-biasa saja jadi foto yang luar biasa dalam. 

Saya bukan teman dekat Budi, hanya saja kebetulan sering berhubungan dengan Alamrhum. Yang saya tahu Budi punya ambisi jadi Menteri Komunkasi dan Informasi. Hhhhh...sepeninggal Budi, siapa ya anak muda yang punya cita-cita seperti itu?:( 

Saya benar-benar tidak menyangka Budi punya penyakit leukimia. Selama ini sepertinya dia sehat-sehat saja. Terakhir saya ketemu dia itu di nikahan teman SMA kami dan dia terlihat sehat-sehat saja. Kami sempat ngobrol banyak dan foto-foto (yang belum sempat saya minta fotonya). Tapi kata beberapa teman memang dia sudah lama tau tentang penyakitnya itu. 

Yang paling saya ingat tentang Almarhum adalah waktu saya kehilangan laptop dan hardisk saya tahun lalu, and I was so depressed about that. He told me "Ndok, ada hal-hal yang Allah suka tapi kita gak. Dan sebaliknya." Waktu itu seperti biasa, saya berkomentar "Ciyeee...maut kali kalimatmu Bud." Tapi sekarang saya mikir, Ya Allah...he really mean it when he said that. 

Sebelum meninggal, Budi sempat dirawat di rumah sakit Lam Wah Ee Penang. Dan saya dapat kabar tersebut hari Jumat lalu, ketika saya pulang ke Medan. Setelah saya kembali ke Penang hari Selasanya, ternyata Budi sudah dipulangkan ke Medan dan dirawat di RS Materna. Satu hal yang saya sesalkan adalah tidak sempat menjenguknya waktu sakit dan sekarang saya tidak bisa melayat ke rumah duka. 

Apapun itu, saya cuma bisa berdoa supaya Budi diampuni dosa-dosanya dan diterima di sisi Allah SWT. Cuma doa yang bisa saya kasih dari jauh. Buat teman-teman, maafkan semua kesalahan Almarhum dan mari sama-sama berdoa buat Budi. Saya yakin ini semua adalah yang terbaik buat Budi. Dan untuk keluarga yang ditinggalkan, semoga diberi ketabahan. 

Btw, ini foto saya hasil jepretan Budi. Waktu itu Budi main ke kantor dan saya maksa dia buat foto saya karena saya obsesi foto-foto di atas genteng. Pas lagi sesi foto kami dimarahin sama bapak-bapak tetangga depan. Oh, good old days. 

beberapa foto saya, hasil jepretan Budi
Selamat jalan, Budi!

Comments

irwan said…
his death is devastating, he'll be missed.
Fandi Abdullah said…
ada apa dgn obsesi foto di atas genteng yah ndok? -__-
ananda anwar said…
hahaha gpp fand. aku sebenarnya cinta sama tempat2 tinggi mendekati langit kayak rooftop, genteng, atau gedung2 lantai atas. :D

Popular posts from this blog

Study Week, Minggu Mengulangkaji, atau Minggu Tenang?

Ketika Kembali ke Rumah Orangtua

Hello, world: Long Time No Post!